Akhir-akhir ini, banyak peristiwa membuncah dalam sistem pemerintahan kita yang dilakukan oleh dewan2 ”pilihan”. Permintaan bonus perempuan panggilan ternyata sering mengalir dari mulut anggota DPR, Al Amin Nur Nasution, yang kini menjadi tersangka kasus korupsi alih fungsi hutan lindung di Bintan, Kepulauan Riau. Permintaan ini disampaikan kepada Sekretaris Daerah Bintan, Azirwan, yang juga jadi tersangka. Hal tersebut terungkap dalam rekaman pembicaraan antara Amin dan Azirwan yang di putar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Senin (7/7). Ini merupakan hasil penyadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangkap Amin dan Azirman di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, April lalu.
"Kita siapkanlah untuk Bapak," ujar Azirwan.
"Iya carikanlah," kata Amin.
"Kalau yang aku kenal bosnya sih bagus," tutur Azirwan.
"Kayak yang tadi malam itu bagus. Jangan kayak yang baju putih. Gak bagus itu," jawab Amin yang kini terancam digugat cerai oleh istrinya, pedangdut Kristina.
Sidang kali ini menghadirkan dua saksi dari KPK, Amir Arief Budi Agung, yang beberapa kali menguntit Amin dan Azirwan. Dalam setiap pertemuan, tutur Amir, selalu hadir sejumlah perempuan pendamping. Di Oak Room, Hotel Nikko, di Jalan MH Thamrin, misalnya, Amin bertemu dengan Nano, Edi Pribadi, dan Azirwan. Mereka ditemani beberapa wanita. Di Hotel Ritz Carlton yang menjadi lokasi penangkapan, yang jelas ada seorang cewek bernama Efielean Yonata (sempat menyampaikan bantahan kalo dia berada di sana hanyalah untuk ketemu dengan sahabat pena-nya. Masuk akal-kah?) yang berstatus mahasiswi perguruan tinggi swasta di Bogor. Belakangan diketahui masih ada wanita lain bernama Silvia. Silvia waktu itu berjalan bersama Amin. Woow!!
Penyediaan perempuan hanyalah salah satu modus pelicin golnya pengalihan fungsi hutan di Bintan itu. Tentu saja pelicin utamanya duit yang menjadi pangkal penangkapan Amin dan Azirman. Ternyata, Amin pernah menaikkan tarif pelicin dari Rp 75 juta menjadi Rp 100 juta. Ini juga terkuak lewat rekaman pembicaraan Amin dan Azirman seperti ini:
"Jadi, itu kapan kira-kira dikirim? Berapa banyak, Pak Azir?" tanya Amin.
"Berapa kira-kira, Pak Amin?" Azirwan balik bertanya.
"Di SMS ke aku 75 ya? Empat orang itu?" kata Amin.
"Hmm...."
"Susah betul itu baginya," lanjut Amin.
"Bagi empat, saya kira 80 berempat gitu kan ya?" ujar Azirwan dengan dialek Sumatera yang kental.
"Digenapin seratuslah," pinta Amin.
"OK lah kalau gitu," Azirwan menyerah.
Ini terjadi 8 April 2008 malam hari. "Saya tiba pukul 22.00 WIB. Saya ada di lobi. Beberapa waktu kemudian, Azirwan masuk hotel bersama dua orang wanita. Kemudian datang laki-laki muda yang belakangan saya ketahui sebagai Arya. Mereka masuk ke Mistre Pub," ujar Amir. Transaksi suap dilakukan di lorong di depan toilet. Azirwan memberikan uang pecahan Rp 100.000 dan Amin langsung menghitungnya. Setelah itu, Azirwan meneruskan ke toilet, Amin kembali ke tempat duduknya, lalu keluar pub bersama seorang teman wanitanya. Ohya, sekedar tambahan, Kristina Dangdut, baru2 ini di depan sejumlah wartawan dengan lantang mengatakan Amin adalah kelaki bajingan (*jah, sadis! Sabar, bu) dan menyanyikan potongan lagu Wonder Woman-nya Mulan Jamilah (hahaha, jadi ingat dulu waktu pertama kali mau gugat cerai, theme song-nya Im Sorry Goodbye punyanya KD).
"Kita siapkanlah untuk Bapak," ujar Azirwan.
"Iya carikanlah," kata Amin.
"Kalau yang aku kenal bosnya sih bagus," tutur Azirwan.
"Kayak yang tadi malam itu bagus. Jangan kayak yang baju putih. Gak bagus itu," jawab Amin yang kini terancam digugat cerai oleh istrinya, pedangdut Kristina.
Sidang kali ini menghadirkan dua saksi dari KPK, Amir Arief Budi Agung, yang beberapa kali menguntit Amin dan Azirwan. Dalam setiap pertemuan, tutur Amir, selalu hadir sejumlah perempuan pendamping. Di Oak Room, Hotel Nikko, di Jalan MH Thamrin, misalnya, Amin bertemu dengan Nano, Edi Pribadi, dan Azirwan. Mereka ditemani beberapa wanita. Di Hotel Ritz Carlton yang menjadi lokasi penangkapan, yang jelas ada seorang cewek bernama Efielean Yonata (sempat menyampaikan bantahan kalo dia berada di sana hanyalah untuk ketemu dengan sahabat pena-nya. Masuk akal-kah?) yang berstatus mahasiswi perguruan tinggi swasta di Bogor. Belakangan diketahui masih ada wanita lain bernama Silvia. Silvia waktu itu berjalan bersama Amin. Woow!!
Penyediaan perempuan hanyalah salah satu modus pelicin golnya pengalihan fungsi hutan di Bintan itu. Tentu saja pelicin utamanya duit yang menjadi pangkal penangkapan Amin dan Azirman. Ternyata, Amin pernah menaikkan tarif pelicin dari Rp 75 juta menjadi Rp 100 juta. Ini juga terkuak lewat rekaman pembicaraan Amin dan Azirman seperti ini:
"Jadi, itu kapan kira-kira dikirim? Berapa banyak, Pak Azir?" tanya Amin.
"Berapa kira-kira, Pak Amin?" Azirwan balik bertanya.
"Di SMS ke aku 75 ya? Empat orang itu?" kata Amin.
"Hmm...."
"Susah betul itu baginya," lanjut Amin.
"Bagi empat, saya kira 80 berempat gitu kan ya?" ujar Azirwan dengan dialek Sumatera yang kental.
"Digenapin seratuslah," pinta Amin.
"OK lah kalau gitu," Azirwan menyerah.
Ini terjadi 8 April 2008 malam hari. "Saya tiba pukul 22.00 WIB. Saya ada di lobi. Beberapa waktu kemudian, Azirwan masuk hotel bersama dua orang wanita. Kemudian datang laki-laki muda yang belakangan saya ketahui sebagai Arya. Mereka masuk ke Mistre Pub," ujar Amir. Transaksi suap dilakukan di lorong di depan toilet. Azirwan memberikan uang pecahan Rp 100.000 dan Amin langsung menghitungnya. Setelah itu, Azirwan meneruskan ke toilet, Amin kembali ke tempat duduknya, lalu keluar pub bersama seorang teman wanitanya. Ohya, sekedar tambahan, Kristina Dangdut, baru2 ini di depan sejumlah wartawan dengan lantang mengatakan Amin adalah kelaki bajingan (*jah, sadis! Sabar, bu) dan menyanyikan potongan lagu Wonder Woman-nya Mulan Jamilah (hahaha, jadi ingat dulu waktu pertama kali mau gugat cerai, theme song-nya Im Sorry Goodbye punyanya KD).
(Sumber : rangkuman tontonan berita infotaiment di teve dan kompas.com)
Dueh, mau jadi apa hukum di indonesia ini? Ternyata, lama kelamaan mulai terungkap “kebusukkan” yang terselubung dalam parlemen negara kita. Kasus money politic, women and sex merupakan “bumbu-bumbu penyedap” yang menggiurkan para wakil rakyat dalam menjalani tugas yang diembannya. Sebut saja beberapa peristiwa bejat yang sempat mencuat dipermukaan. Diawali dengan beredarnya video mesum Yahya Zaini dengan seorang bondon metropolis yang berkedok penyanyi dangdut, Maria Eva. *penis kecilnya Yahya Zaini ngga banget, ya?!, hahaha*. Terus berita skandal terlarang Ketua parpol PAN, Sutrisno Bachir, dengan seorang penyanyi pop era jebot, Nia Paramitha, yang sempat bikin heboh dunia politik. *gimana ga heboh? Si wanita itu kan kabarnya sempat berzinah gitu*. Malahan baru2 ini ada seorang wanita yang mengaku sebagai mantan seketaris pribadi kader Golkar sempat mengalami pelecehan seksual. Pelakunya adalah Max Moein, lengkap dengan foto syur di sebuah tempat bilas swimming pool. *rambut di kepala sudah hampir putih seluruhya tapi kelakuan masih suka yang aneh2 ajah, malu sama liang lahat dong, hahaha*. Bukti-bukti lain berupa alat bantu sex berupa gel, bekas sperma dan kancut berdarah yang kini dijadikan “senjata” ampuh sang mantan sekretaris saat pembuktian di pengadilan. Kita tunggu ajah berita “skandal panas” lainnya dari para dewan rakyat yang (nunggu giliran) ketahuan nantinya. Hahaha. Kacau!!! Ngomong2, ada yang tahu nasibnya Arthalita Suryani? Hahaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar