Perenang putri nomor 50 meter gaya bebas ini adalah atlet termuda di Beijing. Umurnya 12 tahun 10 bulan. Ia bahkan jarang tampil di kolam renang ukuran Olimpiade. Oleh teman-temannya di sekolah ia dijuluki "Si Juara". Dari pertama kali belajar renang di usia 8 tahun, hingga kini Guedia masih berlatih di tempat yang sama, di kolam renang sebuah hotel yang dalamnya 22 meter.
2. Dwayne Didon, Republik Seychelles, 13 th (11 Sptember 1994)
Didon adalah atlet putra termuda di Olimpiade 2008, berlaga di cabang renang nomor 50m gaya bebas. "Anak gunung" ini belajar renang di usia 9 tahun dan telah menjadi salah satu perenang terbaik di negara kepulauan tersebut hanya dalam kurun empat tahun. Keluarganya tinggal di desa bernama La Misere, yang artinya "sengsara".
3. Tom Daley, Inggris, 14 th (21 Mei 1994)
Atlet Olimpiade termuda kedua dalam sejarah olahraga Inggris. Anak sulung dari tiga bersaudara ini memenangi titel juara Eropa cabang menyelam 10 meter. Ia pernah disalahkan partnernya yang berusia 26 tahun karena dinilai berperforma buruk saat tampil di event sinkronisasi.
4. Mary-beth Dunnichay, AS, 15 th (25 Februari 1993)
Atlet termuda di kontingen AS. Ia lima bulan lebih muda dari rekan menyelamnya, Haley Ishimatsu. Keduanya berlatih enam jam per hari, enam hari per minggu. Belajar menyelam sejak umur 9 tahun, Dunnichay meraih medali perunggu di sinkronisasi 10m di Pan American Games 2007.
5. Chen Ruolin, China, 15 th (12 Desember 1992)
Sudah ber-diving ria sejak umur 4 tahun dan melakoni debut internasionalnya sebagai bocah perempuan 13 tahun di Asian Games Doha 2006. Ia meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2008 di nomor sinkronisasi 10m.
6. Haley Ishimatsu, AS, 15 th (10 September 1992)
Nomor spesialisasinya adalah 10m dan sinkronisasi 10m. Semula ia menggeluti olahraga senam, lalu beralih ke selam di tahun 2004. Ishimatsu pindah ke Indianapolis untuk menghadiri USA Diving's Training Center di tahun 2006. Di tahun yang sama ia melakoni debut internasionalnya.
7. Melissa Wu, Australia, 16 th (3 Maret 1992)
Tinggi 142 cm, beratnya 27 kg. Ia berlatih selam di tahun 2002, saat umurnya 10. Ia memenangi medali perak di Commonwealth Games 2006 dan Kejuaraan Dunia 2007. Ayahnya seorang fisioterafis asal Sydney, lahir di China dan beremigrasi ke Negeri Kangguru sejak umur 13 tahun. Sebelum Olimpiade ini Wu sudah beberapa kali mengunjungi tanah leluhurnya itu.
8. Shawn Johnson, AS, 16 th (19 Januari 1992)
Di tahun pertamanya sebagai senior, pesenam putri ini memenangi World All-Around Championship 2007 dan juara Pan-American Games 2007 & 2008. Dulu, untuk mendukung karir anaknya, orangtua Johnson sampai masuk pegadaian untuk mencari tambahan biaya.
9. Priscilly Tommy, Vanuatu, 17 th (23 Mei 1991)
Diyakini sebagai pembawa bendera termuda di upacara pembukaan. Di negerinya -- Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di selatan Pasifik -- ia langganan juara di nomor tunggal putri dan tim di cabang tenis meja. Oleh IOC ia diberi beasiswa, pelatih China, dan undangan mengikuti Olimpiade 2008.
10. Gharid Ghrouf, Palestina, 17 th (12 September 1990)
Sprinter putri untuk nomor lari 100 meter ini adalah salah satu dari empat atlet Palestina yang hadir di Beijing. Di negaranya ia sudah menjadi pelari top untuk nomor 100m, 200m, dan 400m. Lahir dengan sebuah handicap yang membuat jalannya, menurut ucapannya sendiri, "seperti Charlie Chaplin".
#HOT SONG#
artis : Kridayanti
album : Ku Tak Sanggup
produksi : Warner Musik Indonesia (1999)
~ MENGHITUNG HARI ~
Menghitung hari detik demi detik
Masa kunanti apa ’kan ada
Jelang cerita kisah yang panjang
Menghitung hari
Padamkan saja kobar asmaramu
Jika putih itu tak ’kan ada
Yang aku minta tulus hatimu bukan puitis
Pergi saja cintamu pergi
Bilang saja pada semua
Biar semua tahu adanya
Diriku kini sendiri
artis : Titi D.J
album : Bahasa Kalbu
produksi : Aquarius Musikindo (1996)
~ SEMUA SALAHKU ~
Diriku kini mengerti
Apa yang sebenarnya terjadi pada cinta kita ini
Sepatutnya kau bicara jangan ada bungkam
Mungkin semua tak terjadi
Kuserahkan semua karena ku yakin pada cintamu kasih
Namun sekarang bagaimana semua salahku
Mengapa begitu mudah percaya pada mulutmu
Yang selalu berdusta
Semua salahku
Namun bagaimana kini semua telah terjadi
Air yang keruh tak bisa kembali jernih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar